
Di Jepang sendiri, hentai tidak berarti game, anime, atau manga porno; orang Jepang lebih memilih menggunakan kata "jū hachi kin" (18禁; untuk 18 tahun ke atas), "ecchi/H anime" (seksual/anime pornografi) "eroanime" (エロアニメ; singkatan dari erotic anime), atau "seinen" (成年; dewasa, istilah yang mungkin rancu dengan kata 青年 pemuda) untuk merujuk pada hal-hal tersebut. Kata "hentai" sering juga digunakan (diluar Jepang) untuk merujuk pada animasi pornografi umum dan tidak selalu berupa anime atau manga. Kata ini sering digunakan untuk menamai versi porno dari kartun atau karakter yang pernah diciptakan sebelumnya (misalnya: Naruto XXX, Bleach Hentai, Dragon Ball X).

Tetapi tidak selamanya game hentai itu menjijikkan. Jika cerita yang ditawarkan menarik, maka ada kemungkinan cerita dari game tersebut diangkat menjadi game non-hentai, seperti permainan video Fate/Stay Night.
Di Indonesia, kata hentai seringkali mengalami miskonsepsi. Beberapa orang menafsirkan hentai sebagai adegan hubungan seks dalam bentuk anime, namun sebagian menganggap bahwa gambar telanjang juga termasuk hentai.